Minggu, 28 Maret 2010

Menulis (2)-kisah tentang Pena Bisu dan Im3

Kira-kira jika ditanya apa mimpimu? mimpi apa yang belum kamu dapatkan? Mimpi mu yang masih tergantung?

aku jawab, aku ingin hidup lebih lama lagi, agar kisah ini bisa kutitipkan pada lembut awan dan altar langit.

my Day...
tahukah? aku sangat takut meng-eksplore menulisku, aku sangat takut ketika hendak mengirim karyaku setelah melihat karya lain. mider, begitu tepatnya.

kamu yang tau banyak, mereka yang punya mata tak bisa melihat itu. karena kamulah yang menerima aku apa adanya. bagaimana perasaanku yang tergambar lewat tulisan dan seberapa besar kekuatan tanganku. kamu yang tau itu.

awalnya, aku sangat takut. setelah setelah sekian lama vakum menulis di komputer karena kanker dan tumor itu. aku menemukan ini, hari dimana aku bertemu dengan dunia yang tidak pernah 'menyingkirkan', 'mengasingkan' diriku. Dunia yang hanya aku dan kamu yang tahu.

Sudah beberapa bulan vakum karena sibuk cari uang untuk biaya kuliah dan beli obat anti nyeri. beberapa bulan itu juga keadaanku memburuk setiap harinya.

Tangan, kaki dan mataku semakin tidak bisa diajak kerja sama. Mulai lemas tak bisa digerakkan, terkadang kaku mendadak hingga aku terjatuh. dan mataku, sudah pernah buta.

Berjalan ngesot, kadang kaya robot (sudah pernah). Duduk mematung karena seluruh tubuh kaku. aku, lagi lagi seperti hidup di dunia lain. dan mereka yang merasa Normal megasingkanku.

tapi aku yang lemah itu, selalu tidak bertahan lama. ada satu sisi lain yang 70% masih sangat aktif medorongku untuk tetp hidup, dengan karyaku. Itulah hidpku selanjutnya. (kuterima ini dalam satu paket, aku, kanker, tumor dan kisah dari-Nya)

--sempat tak menghargai karya sendiri, dan itu fatal--

parahnya lagi, karena aku merasa kalah dari yang lain. hingga memaksakan karyaku, membuatnya terkesan tidak orisinil dan dibuat-buat.

--satu hal yang pernah kungiangkan sebelumnya, bahwa tulisan itu BERNILAI jika ia Orisinil--

aku sadar dan harus segera terbangun dari mimpiku. Menapaki dan Meraih mimpiku Lagi...

hingga hari ini, kutemukan IM3 meraih mimpi, di bengkel tulisan ini. sesuatu yang membuatku lupa pada kanker dan tumorku. sebuah acara yang menghilangkan minderku. karena MERAIH MIMPI adalah HAK semuanya.

aku mulai mengais kata-kataku yang telah lama kusimpan dalam kotak yang kini telah berdebu. kubuka lagi, dan kudapati...
itulah kekuatan kataku, sihir imajiku

kata, altarku meraih mimpi
jalanku mengais kembali mimpi yang terkoyak
dan kemenangan atas imaji hijau.

tak peduli semuanya, tentang aku da kanker itu. aku SATU PAKET dengan kelebihan dan kekuranganku. dan aku hanya butuh "Beradaptasi Lebih Banyak dengan Keadaan Baruku Ini".

Benar, hanya itu..

Dan teruslah meraih mimpi Hindayani...

Salamku untuk IM3 yang membuatku nyata sekarang.
untuk kapanlagi.com dan untuk semuanya...

aku kembali ke duniaku..

Dunia Menulis yang tak pernah menolakku. Dengan segala kondisiku. ^^


---dan kalaupun nanti aku kembali seperti itu, tetap kutulis kisahku di langit dengan tinta pelangi biru---

Sabtu, 27 Maret 2010

Menulis (1)

Mungkin banyak diantara kalian yang tau apa itu menulis. entah dari orang lain atau dari diri kalian sendiri. Tapi bagiku, Menulis adalah kata benda, kata sifat, dan kata kerja yang menerima seluru kondisi dan kalangan. Bahwa menulis dalah rajanya hobi dan ratunya profesi.

ketika semua tempat menolakku, menganggapku tak normal dan tidak seperti yang lainnya. Menulis tetap menerimaku dengan segala atributku. Dia tak pernah sekalipun Menolakku.

Jemariku mungkin tak selentik yang lain. Hingga bisa menari diatas keyboard. jari jemariku hanya mau menari diatas selembar kertas, Diary. Itupun dengan tulisan seadanya, kadag rapi dan tak jarang tak terbaca karena tanganku mulai kaku.

Akh, Apa aku telah habis? TIDAK!!! masih banyak nikmat-Nya yang setia menemaniku. Nafas ini dan bakat ini.

Menulis.......!!!!.
Luapkanlah Cintamu disana
Di ujung Pena Biru

itu kenapa aku tau Menulis selalu menerima "kondisi" kita.

menulis juga tak pernah memandang strata sosial, Apa pernah ada yang tahu dan melihat:

---dibutuhkan Penulis
Syarat: Cantik, tinggi badan min 160 cm, pria-wanita max 27 tahun, pintar, de el el---

tentu tidak.

apakah dalam menulis pernah dibedakan kalangan menengah kebawah dan kalangan menengah ke atas? tidak juga, yang ada menulis menghapus jarak keduanya.

yang ada dalam menulis adalah bagaimana kita dan mereka membaca alam dan berbagi lewat tulisan. Dunia yang tak pernah ada habisnya, Dunia yang penuh tawa, tangis, sepi, ramai, hampa dan atribut lainnya.

Tangis, sepi, tawa, ramai, dan yang lainnya itulah bekal kecil dari-Nya untuk kamu tulis ulang dan membaginya dengan orang lain.

Tak semua orang mempunyai kisah sepertimu

Menapaki Mimpi dengan Atribut Baruku

sejak tadi aku disini, dengan semua atributku. aku, nafas ini, rasa ini, mata ini, kaki, tangan dan kepala yang berisi otak yang telah terluka. kepala itu lengkap dengan tumornya dan payudara tetap serasi dengan kankernya, stadium 4. serta senyum ceriaku yang tak ernah kutinggal dilemari kosanku.

aku ingin membagi kisahku di layar ini, bahwa sebenarnya aku sepi, hatiku sendiri, menangis dan sedikit tertawa. kalau senyum, kadang-kadang saja.

tau ga? bagaimana rasanya ketika mereka hadir melengkapi hidupmu. kebayang ga? saat kaki, tangan,dan matamu tak mau menuruti perintah otakmu.

entahlah, seperti apa dia harus diperintah. agar mata dapat jelas melihat, kaki mau berjalan dan tangan bisa mengetik seperti biasa.

Tangan, kaki, dan mata yang kusayang..
ayolah, kalian tak ingin melihat bibirku terus mewek kan?

sadarku:
apapun dan bagaimanapun aku sekarang, aku haru menerima. karena sekarang mereka adalah bagian dari diriku. seperti itu adanya aku. Mungkin berbeda dengan yang lain, berbeda denganmu dan mereka. Tapi aku, seperti inilah normalku. bukankah itu bisa membuatku semakin unik?

aku selalu mencoba mencari hal postif dari apa yang aku alami, apa yang ada dalam diriku, anggota tubuh lain yang mungkin berbeda. Apa yang diberi dan diambil oleh-Nya.

aku Hindayani, yang kini juga harus menerima Leukimia akut Kukuh Prayagi, adikku.

sajak 3

--- kubuat sajak burung
tentang malam yang ia cipta
dan pagi yang ia ceriakan
merah senja di pelangi buta ---

sajak 2

--- sejak menjadi sajak
resah menjadi rasa
remang menjadi gamang
hanya sepenggal kejadian---

sajak 1

---aku pernah mencarimu di ujung gunung
tak kutemukan lagi yang sepertimu disana, sekarang... ---
aku telah lama disini
menunggu mimpimu berdikari
dan rasa sedihmu tersertai
dengan senang ku pergi, ungkap angin

Tinggalkan sejak yang berubah jadi ketika
biarkan sisa hati terpatah tak terpatri
antak berantak... lagi

akh, aku disini
wahai mimpi
tetap menunggu dia menyertai
langkah sepi

tak berpenghuni

hingga tanganku mampu menciummu
dan keningmu terkecup mesra oleh kataku

mimpi... tunggu!!!
kan ku ambil kau
dariya, yang telah menculikmu

Pages

 
Copyright 2009 Pena Biru IM3. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase